Kamis, 12 Desember 2013

Karikatur pun Jadi Senjata Konfrontasi

Bung Karno tidak saja pandai berorasi. Bung Karno bukan saja seorang propagandis yang jempolan. Lebih dari itu, ia juga melakukan media massa sebagai alat konfrontasi melawan imperialisme Belanda. Melalui majalah Fikiran Ra’jat yang ia pimpin, juga koran Suluh Marhaen dan lain-lain, Bung Karno adalah seorang penulis yang produktif.
Bukan hanya melalui tulisan, Bung Karno juga membuat coretan karikatur sebagai senjata konfrontasi menentang penjajahan. Kepeloporannya, bahkan mengundang karikaturis amatir lain di berbagai pelosok negeri untuk mengirim karya, buah ekspresi jiwa menentang Belanda. Karikatur-karikatur berikut adalah beberapa contoh:

Karikatur di atas, dimuat di majalah Fikiran Ra’jat nomor 6 – 7, tanggal 12 Agustus 1932. Latar belakang situasi politik ketika itu adalah terjadinya perpecahan golongan nasionalis yang memuncak pada dua kubu, PNI dan Partindo. Bung Karno gagal menuntaskan konflik itu dengan Bung Hatta, sehingga akhirnya Bung Karno memilih masuk Partindo.
Sekalipun begitu, Bung Karno (gambar tengah) tetap mengulurkan tangannya kepada PNI. Karikatur itu pun dilengkapi teks yang bunyinya, “Kasih tangan saudara! Bung Karno masuk P.I. tetapi terus berpolitik persatuan. Kaum Marhaen yang sengsara, Bersatulah”.
Dan, dalam majalah Fikiran Ra’jat itu juga dikeluarkan “Maklumat dari Bung Karno Kepada Kaum Marhaen Indonesia” yang merupakan ajakan Bung Karno agar kaum Marhaen tetap bersatu.
Nah, simak karikatur kedua di bawah ini:

Karikatur ini dimuat dalam Fikiran Ra’jat nomor 9 tanggal 26 Agustus 1932. Karikatur tersebut dikutip dari “Nieuws van den Dag”, koran yang berafiliasi ke pemerintah Hindia Belanda yang menggambarkan Bung Karno sedang berteriak: “Kamu Marhaen bersatulah, musuh lagi mengamuk”, sedangkan ditandaskan oleh koran N.v.D. “musuh sama sekali tidak mengamuk, sebaliknya ia ada baik hati dan asih….” Dua pendapat yang kontras ini dikomentari oleh Fikiran Ra’jat hanya dengan dua huruf…. Hm….
Kita simak karikatur ketiga berikut:

Karikatur di atas dimuat dalam Fikiran Ra’jat nomor 10 – 11, tanggal 9 September 1932. Situasi politik yang melatarbelakangi keadaan waktu itu adalah adanya bahaya nyata imperialisme yang melahirkan “zaman malaise”. Sementara, para pemimpin pergerakan saling cekcok. Bung Karno senantiasa memperingatkan: “Buat keseribu kalinya Bung Karno berteriak…. Kaum Marhaen Bersatulah!!!”.
Simak pula karikatur berikut:

Karikatur ini dimuat dalam majalah Fikiran Ra’jat nomor 17, tanggal 21 Oktober 1932. Saat itu Bung Karno sangat giat melakukan aksi propaganda politik kemerdekaan Indonesia. Karikatur ini merupakan kontribusi pembaca. Di bawah gambar dibubuhi tulisan, “Bung Karno dengan 1.900 mijls laarzen, plus… botol karbol” Maksudnya adalah, dengan 1.900 mijls laarzen itu ialah jarak perjalanannya menggembleng rakyat yang telah dilakukan Bung Karno. Botol karbol dimaksudkan sebagai upaya Bung Karno menasihati kaum cecunguk.
Yang berikut, tidak kalah menariknya….

Karikatur ini dimuat Fikiran Ra’jat nomor 29, tanggal 9 Desember 1932. Saat itu pemerintah Belanda terus mengincar Bung Karno dan menyiapkan tempat pembuangan untuk pemimpin-pemimpin pergerakan Indonesia dengan semboyan “openhare orde”. Dalam nomor itu juga Bung Karno menulis artikel “Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokrasi: yang menitikberatkan tentang sikap rakyat Indonesia untuk tidak membantu dan tidak berkooperasi dengan pemerintah jajahan.
Karikatur berikutnya….

Karikatur ini dimuat Fikiran Ra’jat nomor 28, tanggal 6 Januari 1933, di saat keadaan gawat. Belanda mulai menunjukkan kekejamannya terhadap setiap gerakan kemerdekaan. Sedangkan Bung Karno bertambah berapi-api menentang penjajahan. Simak, gambaran stelsel imperialisme yang hendak membawa lari “Ibu” (Indonesia), dikepung oleh rakyat. Pun dalam edisi tersebut, Bung Karno memuat tulisannya yang berjudul “Cooperatie tidak bisa mendatangkan massa actie dan maschtsvorming“.
Menarik pula karikatur yang berikut ini….

Karikatur ini dimuat Fikiran Ra’jat nomor 23, tanggal 2 Desember 1932. Saat itu Bung Karno secara berani dan tandas melalui rapat-rapat Partindo mengobarkan usaha mencapai Indonesia Merdeka, dan menunjukkan cara-cara bagaimana mengakhiri penjajahan Belanda di Indonesia. Koran-koran yang merupakan antek-antek Belanda seperti Java Bode – AID – Preanger Bode – dan Nieuws van den Dag telah berteriak-teriak meminta agar pemerintah kolonial Belanda menangkap Bung Karno dan membuangnya.
Terakhir, nikmati karikatur berikut:

Karikatur di atas merupakan kiriman pembaca majalah Fikiran Ra’jat dari Klaten, dan dimuat dalam penerbitan nomor 36, tanggal 3 Maret 1933. (roso daras)

Bung Karno alias Soemini

Media massa adalah salah satu alat perjuangan Bung Karno. Tidak lama setelah ia keluar dari penjara Sukamiskin, pada bulan Mei tahun 1932, ia menghidupkan kembali majalah Soeloeh Indonesia Moeda. Tidak lama kemudian, ia menerbitkan majalah Fikiran Ra’jat. Di kedua majalah itu, Bung Karno redaktur kepala (kalau sekarang, namanya Pemimpin Redaksi).
Propaganda menuju Indonesia merdeka ia suarakan melalui berbagai artikel dan karikatur. Pada setiap edisinya, paling sedikit Bung Karno menulis satu artikel. Bahkan yang menarik, di majalah Fikiran Ra’jat, ia sendiri yang mendesain cover dengan coretan karikaturnya yang jelek.
Dibilang jelek, karena memang secara estetis, lukisan karikatur Bung Karno cenderung statis. Sebagai karikaturis, ia menggunakan nama alias yakni Soemini. Kejelekan karya karikatur Bung Karno, juga terletak pada penjabaran panjang lebar mengenai arti karikatur di bawah gambar. Ini, untuk ukuran sekarang, tentu tidak lazim. Sebab, pada galibnya, sebuah karikatur tanpa harus ada keterangan panjang lebar, sudah dapat dicerna maknanya oleh pembaca.
Akan tetapi, karikatur yang jelek itu justru sangat pas pada zamannya. Selain tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, deretan kalimat panjang yang menjelaskan arti karikatur karya Bung Karno “Soemini” itu, bisa menjadi bahan propaganda, bahan provokasi yang efektif. Darinya, semangat rakyat terbakar. Darinya, pemerintah Hindia Belanda kebakaran jenggot.
Seperti contoh karikatur penghias naskah ini. Karikatur itu diberinya judul “Penyatuan Indonesia” yang menggambarkan Jenderal Van Heutsz yang menaburkan benih di ladang, yang lalu bersemi menjadi bendera-bendera merah-putih kecil. Di bawah gambar, ditulis keterangan, “Ia menaburkan bibit penyatuan Hindia Belanda,  lalu Persatuan Indonesia yang bersemi”. (roso daras)


http://rosodaras.wordpress.com/tag/karikatur/

Gambar karikatur Lucu dan Romantis

gambar karikatur romantisGambar karikatur Lucu dan Romantis
Deskripsi karikatur:
Lagi berboncengan naik motor. Si cewek lagi memegang mawar dengan latar belakang Pluit Village.
Ukuran 30×40
Media cat air diatas kertas.
Bagi yang membutuhkan jasa karikatur, bisa melihat cara nya di halaman cara pemesanan dan bisa memilih bingkai sesuai keinginan,

Aplikasi Edit Foto Menjadi Kartun Karikatur Di Android MomanCamera (MomentCam

Aplikasi Edit Foto Menjadi Kartun Karikatur Di Android MomanCamera (MomentCam)- Jika kamu sudah bosan dengan aplikasi edit foto yang beredar di pasaran saat ini, mungkin ini adalah saat yang tepat bagi kamu untuk mencoba sebuah aplikasi edit foto unik yakni MomanCamera (kini berubah nama menjadi MomentCam). Kenapa mimin katakan ini adalah unik? Hal ini karena fitur - fitur yang disediakan dari aplikasi MomanCamera berbeda dengan aplikasi edit foto lainnya. MomanCamera secara unik dan mengesankan dapat merubah foto yang kamu ambil atau simpan menjadi sebuah karya karikatur unik. Penasaran? Berikut kita lihat preview nya :
Aplikasi MomanCamera di Android
Dari salah satu preview yang mimin ambil dari Google Play Store tersebut sudah terlihat gambaran tentang bagaimana aplikasi ini akan merubah foto yang kamu miliki. Berbeda dengan aplikasi Cartoon Camera, aplikasi ini hanya akan mendeteksi dan merubah wajah kamu untuk ditempatkan pada karakter - karakter lucu dengan berbagai pose yang bisa kamu pilih sendiri dan memang sudah disediakan dalam aplikasi ini. Sayangnya aplikasi ini baru mendukung bahasa china sehingga beberapa orang mungkin akan kesulitan saat menggunakannya.

Nah untuk itu Dunia Gadget 558 akan memberikan sedikit tutorial singkat tentang cara menggunakan MomanCamera agar lebih mudah dipahami oleh kamu yang ingin mencoba aplikasi ini (Link download dibawah yaa). Yuk langsung saja kita cek ke TKP :D

Saat kamu membuka MomanCamera, akan muncul tampilan menu pilihan seperti pada gambar dibawah ini. Pilihlah yang cantik menu seperti yang ditunjuk pada nomor 1 untuk mulai mengedit fotomu. Pada menu nomor 2 adalah beberapa gambar hasil editanmu yang sudah kamu simpan sebelumnya.
Cara menggunakan MomanCamera

Lalu aplikasi akan langsung mengaktifkan kamera bagian depan pada perangkatmu (jika ada). Menu nomor 1 pada gambar dibawah adalah untuk membalik atau menggunakan kamera di sisi lain dari perangkatmu, lalu untuk mulai memotret silahkan klik tombol kamera pada menu nomor 2. Atau kamu juga bisa menggunakan foto yang sudah pernah kamu simpan sebelumnya pada menu nomor 3. Perlu dicatat bahwa aplikasi ini akan bekerja optimal jika kamu menggunakan foto wajah yang menghadap lurus ke kamera (sedikit miring tidak masalah), serta diambil dalam jarak dekat.
Mengambil gambar di MomanCamera

Jika kamu menggunakan menu nomor 3, akan muncul menu seperti pada gambar sebelah kiri. Itu adalah  menu pilihan aplikasi mana yang ingin kamu gunakan untuk mencari foto yang kamu simpan. Setelah memilih atau mengambil foto, kamu akan memilih gender yang gunanya untuk mengoptimalkan editan wajahmu.
Mengedit foto menggunakan MomanCamera

Nah setelah itu akan muncul menu untuk menentukan keakuratan letak mata dan bibir seperti pada gambar dibawah ini. Pindahkan sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar di sebelah kanan.
Panduan menggunakan MomanCamera

Tunggu beberapa saat, dan aplikasi akan menunjukkan privew editan foto yang sudah kamu pilih. Kamu bisa melakukan pengeditan lebih lanjut dari gambar tersebut. Menu nomor 1 adalah untuk merubah bentuk wajah seperti dagu, alis, gaya rambut, tambahan kacamata atau yang lainnya. Lalu pada menu nomor 2 adalah untuk merubah karikatur secara keseluruhan (pose) kecuali wajah. Dan menu nomor 3 adalah untuk menambahkan tulisan atau coretan tambahan sesukamu.
Aplikasi edit foto menjadi kartun karikatur dengan MomanCamera

Nah untuk menyimpan hasil editan tersebut, kamu bisa langsung menyimpannya dengan memilih tombol yang berada di bagian kanan atas layar (perhatikan gambar diatas). Sangat menarik bukan? Bagi kamu yang tertarik untuk menggunakannya, silahkan download aplikasi Android ini secara gratis di Google Play Store : MomanCamera. Bagi kamu yang belum mengetahui cara mendownload aplikasi dari PC / komputer langsung ke perangkat Android mu, silahkan baca panduannya terlebih dahulu pada halaman Cara download aplikasi Android lewat PC / Laptop. Atau jika kamu mengalami masalah (error) pada saat download aplikasi, kamu bisa melihat panduan singkat untuk mengatasinya pada halaman Cara mengatasi Google Play Store Error (tidak bisa download). Semoga bermanfaat :D

http://duniagadget558.blogspot.com/2013/11/aplikasi-edit-foto-menjadi-karikatur-kartun-android-momancamera.html

9 Kartun Lucu Terbaik Dunia, Karya Tiago Hoisel

Karikatur seni selalu memiliki estetika cahaya-hati yang lucu dan Tiago Hoisel menangkap kesempurnaan dari hasil karyanya. Ia tinggal di Sao Paolo, Brasil. Tiago Hoisel bekerja sebagai desainer grafis dan ilustrator. Karyanya penuh silang antara kartun dan karikatur. Penuh energi dan ekspresi, yang menciptakan kehidupan lucu dengan hewan, anak-anak, orang dewasa dan banyak lagi.
















http://forum.kompas.com/peralatan/35841-9-kartun-lucu-terbaik-dunia-karya-tiago-hoisel.html

Sebuah karikatur adalah seni yang menghasilkan gambaran yang samar bordir atau seseorang untuk menghasilkan sebuah gambar visual yang dapat diidentifikasi. Secara umum, kita melihat banyak karikatur tokoh-tokoh politik dan bintang film di majalah-majalah hiburan untuk efek lucu. Dalam posting ini, kita akan bersenang-senang menampilkan beberapa karikatur dengan 50 tokoh terkenal dari olahraga, televisi, film, dan industri musik. 1. Hulk Hogan 2. Angelina Jolie 3. Harry Poter 4. Michael Jackson 5. Albert Einstein 6. Barack Obama 7. Shakira 8. Manson 9. Leonardo Dicaprio 10. Michael Scofield 11. Nick Cave 12. Jack Bauer 13. De Niro 14. Will Smith 15. Leslie Nielsen

Sumber: http://www.unikgaul.com/2012/03/sebuah-karikatur-adalah-seni-yang.html#
Konten ini memiliki hak cipta
Sebuah karikatur adalah seni yang menghasilkan gambaran yang samar bordir atau seseorang untuk menghasilkan sebuah gambar visual yang dapat diidentifikasi. Secara umum, kita melihat banyak karikatur tokoh-tokoh politik dan bintang film di majalah-majalah hiburan untuk efek lucu. Dalam posting ini, kita akan bersenang-senang menampilkan beberapa karikatur dengan 50 tokoh terkenal dari olahraga, televisi, film, dan industri musik. 1. Hulk Hogan 2. Angelina Jolie 3. Harry Poter 4. Michael Jackson 5. Albert Einstein 6. Barack Obama 7. Shakira 8. Manson 9. Leonardo Dicaprio 10. Michael Scofield 11. Nick Cave 12. Jack Bauer 13. De Niro 14. Will Smith 15. Leslie Nielsen

Sumber: http://www.unikgaul.com/2012/03/sebuah-karikatur-adalah-seni-yang.html#
Konten ini memiliki hak cipta

Minggu, 08 Desember 2013

Media Karikatur

29 Feb
Penggunaan Media Karikatur
Dalam Rangka Meningkatkan Keterampilan Berpikir Siswa
1. Pengertian Media Pembelajaran Karikatur
Media pembelajaran karikatur adalah media pembelajaran dalam bentuk gambar yang bermuatan humor dengan obyek manusia atau benda yang digambarkan dengan pemiuhan tubuh atau wajah serta mengandung suatu makna tertentu bagi pembaca. Kondisi serta pengkondisian siswa yang dilakukan oleh guru menjadi salah satu syarat terciptanya kegiatan belajar dan mengajar yang kondusif. Media karikatur menjadi salah satu alternatif pilihan sebagai media pembelajaran tersebut.
2. Klasifikasi Media Pembelajaran Karikatur
Media pembelajaran dengan karikatur merupakan salah satu jenis media pembelajaran visual karena karikatur merupakan media yang dapat diamati oleh indera penglihatan, atau dapat dilihat, dipandang, diperhatikan, disimak oleh siswa dengan baik.
3. Fungsi Media Pembelajaran Karikatur
Karikatur berfungsi menyampaikan pesan dan pelajaran dengan bingkai kemasan yang menarik sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk membacanya. Ketika siswa melihat gambar karikatur tersebut, maka siswa akan berusaha menangkap isi pesan serta pelajaran yang terkandung di dalam karikatur tersebut. Terlepas dari sampai atau tidaknya pesan tersebut, namun umumnya karikatur mampu menarik perhatian sebagian besar siswa. Hal inilah yang menjadi modal dasar guru sebelum menyampaikan pelajaran yang lebih kompleks. Selain itu karikatur juga memiliki tujuan sebagai hiburan bagi siswa yang lelah terhadap materi pelajaran, di samping fungsinya sebagai media pembelajaran bagi siswa.
4. Manfaat Media Pembelajaran Karikatur
Adapun beberapa manfaat media pembelajaran dengan karikatur adalah sebagai berikut:
  1. Menarik minat siswa hingga dapat meningkatkan minat belajar.
  2. Lebih memperjelas makna bahan pelajaran sehingga lebih mudah dipahami dan memungkinkan siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
  3. Membuat variasi metode mengajar sehingga tidak semata-mata komunikasi verbal antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa tidak akan bosan dengan gaya mengajar guru yang itu-itu saja.
  4. Lebih memperbanyak siswa melakukan kegiatan belajar, karena selain dari penjelasan guru, siswa juga mengamati serta memikirkan masalah dan pesan yang terkandung dalam karikatur tersebut.
  5. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasilnya yang berkenaan dengan daya pikir siswa.
5. Contoh Gambar Media Pembelajaran Karikatur
Berikut ini disajikan contoh gambar media pembelajaran dengan karikatur:
 

Kamis, 05 Desember 2013

Karikatur (makna)

Karikatur adalah gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran, dan sebagainya yang dibuat dengan cara melebih-lebihkan gambaran seseorang atau sesuatu dengan tetap mempertahankan kemiripan visual dengan orang atau benda aslinya.
Isi karikatur bisa berupa sindiran atau pujian dan dapat pula dimaksudkan untuk tujuan politis atau dibuat semata-mata untuk hiburan. Karikatur politik biasa ditemukan di kartun editorial, sementara karikatur selebriti sering ditemukan di majalah hiburan.
Karikatur adalah sebuah penggambaran potret yang dilebih-lebihkan dengan membuat suatu bentuk visualisasi wajah yang mudah dikenali. secara definisi, karikatur dapat diartikan sebagai gambaran yang dilebih-lebihkan dari suatu karakteristik dari sebuah wajah dan penyederhanaan dibagian wajah yang lain.

karikatur dapat berfungsi sebagai penyampai pesan tertentu yang dikemas dalam bingkai yang menarik sehingga mampu mengundang perhatian target pembaca. coba aja buka halaman sebuah koran, dan di koran tersebut memuat sebuah gambar karikatur, tentu pandangan kita pertama kali akan tertuju ke gambar karikatur tersebut, selanjutnya..kita akan coba mencerna pesan apa yang disampaikan oleh gambar tersebut. terlepas dari pesannya sampai atau tidak, kebanyakan karikatur berhasil menarik perhatian sebagian besar target pembaca, hal tersebut sangatlah penting dalam langkah awal sebagai media penyampai pesan. selain itu, karikatur juga ditujukan sebagai bentuk hiburan yang unik, terlepas dari apakah akan ditujukan untuk keperluan bisnis ataupun tidak.

kata karikatur berasal dari bahasa Italia yaitu "Caricare" yang artinya "memuat". Dan intinya adalah bahwa tujuan utama dari karikatur adalah untuk memuat sebanyak mungkin makna untuk ditampilkan secara efektif didalam sebuah potret wajah.
Karikatur adalah gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran, dan sebagainya yang dibuat dengan cara melebih-lebihkan gambaran seseorang atau sesuatu dengan tetap mempertahankan kemiripan visual dengan orang atau benda aslinya.  Karikatur berasal dari bahasa Italia, “caricare”, yang artinya memuat (dalam hal ini memuat berlebihan).  Kata “caricatura” baru populer dan digunakan orang dalam kehidupan dunia seni sekitar tahun 1665. Seniman yang mengenalkan kata itu adalah Gian Lorenzo Bernini, seorang pematung dan arsitek, ketika datang ke Perancis.
Sebuah karikatur dapat disebut sebagai kartun, akan tetapi kartun tidak bisa disebut karikatur. Namun dari keduanya ada persamaan, yaitu sama-sama memiliki unsur humor yang kata Freud adalah ’sebuah perang kecil terhadap diri sendiri’. Isi karikatur bisa berupa sindiran atau pujian dan dapat pula dimaksudkan untuk tujuan politis atau dibuat semata-mata untuk hiburan. Karikatur politik biasa ditemukan di kartun editorial, sementara karikatur selebriti sering ditemukan di majalah hiburan.
Banyak seniman-seniman besar populer kartun di dunia ini memiliki gaya mereka sendiri menciptakan animasi tanda tangan Anda. Semua karakter kartun dibuat dengan berbagai gaya dan tema, anime, pahlawan dan dongeng adalah beberapa kartun populer. Baik anak-anak dan para orang dewasa bersenang-senang sambil menonton kartun kartun, karena mereka memberikan rasa humor saja.Sebagian besar dari mereka memiliki strategi mereka sendiri tentang cara menggambar satu kartun 



KARIKATUR atau kartun tidaklah sketsa yang dijelek-jelekkan dan bukan pula sekedar coretan yang dilebih-lebihkan. Karikatur bukanlah pula hanya sketsa yang karikatural, tetapi teks yang ingin menyampaikan hal yang aktual. Menurut Prof. Imam Buchori Zainuddin, salah seorang dosen FSRD ITB, kartun adalah gambar, yang melukiskan adegan tentang perilaku manusia dengan berbagai kiprahnya dalam kehidupan sosial, baik diungkapkan secara simbol atau representasional dengan cara-cara humor, atau cara-cara yang satiris. Bahkan Erich Kaestner, seorang sastrawan Jerman termasyur, menilai kartun memiliki daya ekspresi yang luar biasa. Sebagai sarana non-aksara, Kaestner menganggap kartun memiliki unsur cerpen. Kartun adalah pula sebuah bentuk wacana atau berita pikiran tentang "sesuatu". Dengan simbol-simbol yang bercorak sinekdote - memperlihatkan sebagian untuk mengatakan keseluruhan - dan tentu saja, karikatural berita - pikiran yang disampaikan tak lain daripada sebuah ajakan berdialog yang intens dengan kekuasaan, masyarakat umum atau dengan siapa saja. Simbol-simbol karikatural yang dengan kreatif menonjolkan unsur-unsur yang lucu dan di luar kebiasaan itu bukan saja memberikan kebebasan bagi sang kartunis untuk menyampaikan berita - pikirannya tetapi juga secara cerdik mengalihkan daya tusuk dari dialog yang intens tersebut. Dengan begini, maka yang getir dan pahit dapat disampaikan sebagai keanehan yang lucu saja. Jadi kartun haruslah dipahami sebagai media yang dipakai oleh kartunis untuk menangkap dan menafsirkan berbagai keprihatinan yang hidup dalam masyarakat. Menurut sejarah, "Cartoon" lahir sejak abad pertengahan seiring dengan semangat humanisme yang meletakkan manusia sebagai objek dan subjek untuk mengenal berbagai hakekat kehidupan. Karikatur sendiri diketahui berasal dari bahasa Itali "caricare", yang berarti memuat atau menambah muatan secara berlebihan. Dengan kata lain, karikatur adalah reformasi lebih atas objek yang terkenal dengan cara mempercantik dari ciri yang paling menonjol atas objek tersebut. Dengan demikian, karikatur yang baik sudah bisa dipastikan mempunyai kadar humor, estetika dan yang paling penting sarat nilai kritik. Dan kritik karikatur sebenarnya hanya usaha penyampaikan masalah aktual ke permukaan, sehingga muncul dialog antara yang dikritik dan yang mengkritik, serta dialog antara masyarakat itu sendiri, dengan harapan akan adanya perubahan.

Pahit Tapi Positif

Dewasa ini kartun dan karikatur telah merambah jauh, selain untuk kritik sosial, juga untuk media pendidikan anak dan berbagai program sosialisasi, untuk maksud promosi dan komunikasi. Tak pelak lagi, kartun dan karikatur pun akhirnya memasuki persoalan susila atau tidak susila yang merupakan sukma utama dari kesenian pada umumnya. Melalui kartun kita dapat menyampaikan kritik yang langsung sampai pada sasaran, tapi tidak menyinggung objeknya (manusianya), yang seringkali malah tertawa. Seorang karikaturis ataupun kartunis, tidak perlu berbenturan langsung dengan suatu kekuasaan. Tetapi bagaimana kecerdikan mereka untuk mengakali suatu kekuasaan takluk oleh sebuah kerendahan hati. Atau kata Jaya Suprana "Positioning", bagaimana seni menempatkan diri. Kendatipun dengan nada kritik yang benar-benar pahit, namun secara keseluruhan karyanya tetap positif. Kritik dan ejekan yang dilemparkan dilandasi oleh sikap optimis dan hasrat reformis. Fenomena ini akan berlanjut terus, lebih-lebih dalam alam keterbukaan politik dan globalisasi informasi ini. Disini, para kartunis dan karikaturis dituntut memiliki kreativitas, kredibilitas (diantaranya kemampuan teknik drawing) dan cakrawala berpikir yang luas. Dan tetap setia mempertahankan keunikannya sebagai humanis - humoris.







referensi : http://dc189.4shared.com/doc/JxU4l1Kp/preview.html

Karikatur



KARIKATUR
Karikatur adalah gambar atau penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan bagi pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun, namun karikatur dapat menjadi unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur disebut sebagai karikaturis.
Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia abad ke-16. Pada abad ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat luas melalui media cetak dan, terutama di Inggris, telah menjadi sarana kritik sosial dan politis. Pada abad berikutnya, berbagai majalah satire menjadi media utama karikatur; peran yang kemudian dilanjutkan oleh surat kabar harian pada abad ke-20. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali waj



Asal-usul karikatur

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9e/Annibale_Carracci_-_Sheet_of_caricatures_-_WGA04432.jpg/150px-Annibale_Carracci_-_Sheet_of_caricatures_-_WGA04432.jpg
Ø  Lembaran karikatur karya Annibale Carracci
Ø  Walaupun gambar satire—seperti gambar hewan yang bertingkah laku seperti manusia—sudah ditemukan setidaknya sejak zaman Mesir Kuno,[7] popularitas seni karikatur berasal dari Italia abad Renaisans.[3] Pada mulanya, karikatur dibuat sebagai lelucon iseng oleh para seniman di studio, seperti Leonardo da Vinci dan Carracci bersaudara—Agostino dan Annibale serta Lodovico sepupu mereka,[8] untuk menghibur dirinya sendiri atau kawan-kawannya dengan menggambar patron ataupun subjek lukisannya secara berlebihan. Carracci bersaudara diyakini sebagai seniman-seniman pertama yang terkenal akan karikatur mereka,[3] dan Annibale diyakini sebagai orang pertama yang menggunakan istilah ritrattini carichi (potret yang dilebih-lebihkan).[9] Selanjutnya, Pier Leone Ghezzi menekuni seni ini dan membangun kariernya dengan lebih dari 2.000 karya karikatur orang kebanyakan maupun tokoh terkenal. Karikatur-karikatur tersebut tidak dipublikasikan ataupun disebarluaskan, namun menjadi hiburan di kalangan elite. Setelah menyebar di Italia pada abad ke-16, karikatur sebagai langgam visual baru menyebar ke pers popular Eropa lebih dari seabad kemudian.[3]
Ø  Abad ke-18 dan awal abad ke-19
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/15/Honor%C3%A9_Daumier_-_Gargantua.jpg/220px-Honor%C3%A9_Daumier_-_Gargantua.jpg
Ø  Gargantua, karya Honoré Daumier
Ø  Karikatur sebagai bentuk seni lukis baru berkembang di Inggris setelah penerbitan sejumlah karya Ghezzi dan seniman Italia lainnya pada tahun 1744. Contoh karikaturis Inggris yang popular pada abad ke-18 adalah James Gillray, Thomas Rowlandson, dan George Cruikshank yang menggabungkan unsur karikatur dengan kartun menjadi kartun satire. Namun demikian, pada tahun 1830-an karya-karya mereka sudah kurang popular di Inggris dan kemudian diekspor ke Prancis dalam mingguan La Caricature dan kemudian harian Le Charivari yang sangat sukses, keduanya dipimpin oleh Charles Philipon.[9]
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5e/Berlioz_dantan_cropped.jpg/100px-Berlioz_dantan_cropped.jpg

Ø  Ilustrasi patung Berlioz karya Jean-Pierre Dantan
Ø  Dua terbitan Charles Philipon tersebut membuat Prancis menjadi pusat baru perkarikaturan. Sejumlah karikaturis terbaik pada zaman itu dipekerjakan oleh Philipon; Paul Gavarni, J.J. Grandville, dan terutama Honoré Daumier, yang dianggap sebagai salah satu seniman paling terampil dalam sejarah karikatur.[9] Baik Philipon maupun Daumier pernah ditahan akibat karikatur mereka di kedua terbitan tersebut yang meng-kritik pemerintahan raja Prancis saat itu, Louis-Philippe. Pada salah satu sidang pengadilannya, Philipon menggambar potret Raja Louis-Philippe yang bermetamorfosis menjadi buah pir dan menyatakan pembelaan bahwa ada banyak hal yang mirip satu sama lain di alam sehingga tidak boleh ada pembatasan atas kreativitas seniman.[10] Daumier sendiri pertama kali diadili karena Gargantua, kartun karyanya yang meng-karikaturkan Louis-Philippe sebagai raksasa yang memakan uang rakyat.[11]
Ø  Karikaturisme kemudian menyebar ke media lain, yaitu patung, dimulai dari patung-patung karikatur karya Jean-Pierre Dantan.[2][12] Gaya patung Dantan ini sangat mempengaruhi para seniman karikatur, sehingga mereka pun menciptakan patung-patung kepala penyanyi, penulis, pemusik dunia terkenal dan banyak aktor terkenal dari Comédie-Française. Bentuknya mungil dan menjadi sangat diminati, dipakai sebagai hiasan ujung tongkat, pegangan kayu, topeng, dan alat permainan lainnya.[2]
Ø  Akhir abad ke-19
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9d/Benjamin_Disraeli%2C_Vanity_Fair%2C_1869-01-13.jpg/140px-Benjamin_Disraeli%2C_Vanity_Fair%2C_1869-01-13.jpg

Ø  Karikatur Benjamin Disraeli karya Carlo Pellegrini adalah karikatur pertama pada majalah Vanity Fair terbitan London.
Ø  Pada tahun 1868 di London, Thomas Gibson Bowles mulai menerbitkan Vanity Fair, majalah 'politik, sosial, dan kesusastraan' yang kemudian terkenal karena memuat karikatur berwarna yang menggambarkan politisi, tokoh sastra, raja atau ratu dari luar negeri, ilmuwan, olahragawan, dan tokoh-tokoh terkenal lain.[13][14] Sebagian besar karikatur tersebut digambar oleh Carlo Pellegrini—kartunis Italia yang menggunakan nama samaran "Singe" (bahasa Prancis untuk monyet) dan "Ape" (bahasa Inggris untuk kera) untuk mencerminkan pekerjaannya, yaitu menirukan subjeknya dengan tidak sempurna (to ape, dalam bahasa Inggris)[15]—dan Leslie Ward ("Spy"), walaupun banyak seniman lain juga berkarya untuk majalah tersebut. Setiap karikatur tersebut diberi komentar yang mengolok-olok oleh Bowles dan editor-editor selanjutnya yang menggunakan nama samaran "Jehu Junior". Majalah ini disebut sebagai yang paling banyak dibaca oleh para pejabat dan orang kaya Inggris dibandingkan dengan mingguan lainnya.[14]
Ø  Karikatur Vanity Fair tersebut memengaruhi Joseph Keppler, imigran Austria yang menerbitkan majalah Puck di New York, Amerika Serikat. Mulai terbit dalam bahasa Jerman pada tahun 1876 dan kemudian bahasa Inggris setengah tahun kemudian, majalah ini juga memuat karikatur tokoh-tokoh terkenal yang disebut puckograph.[16][17] Kesuksesan Puck mengilhami penerbit lain untuk menirunya, dan segera saja surat kabar-surat kabar dan terbitan tetap lainnya mulai secara rutin memuat karikatur.[18]
Ø  Sementara itu, kartun editorial Thomas Nast yang sering berisi karikatur William M. Tweed, seorang politikus New York yang korup, dimuat di majalah Harper's Weekly dan turut berperan menggulingkan kekuasaan politikus tersebut. Setelah Tweed melarikan diri dari Amerika Serikat karena tuduhan kriminalitas, seorang polisi di Vigo, Spanyol, berhasil mengenalinya berkat kartun-kartun Nast tersebut.[19]
Ø  Awal abad ke-20
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/9/91/291_No1p1-Cover.jpg/150px-291_No1p1-Cover.jpg

Ø  Karikatur abstrak Alfred Stieglitz karya Marius de Zayas
Ø  Pada awal dekade ke-2 abad ke-20, Marius de Zayas, seorang karikaturis Meksiko yang hijrah ke New York, mengembangkan gaya seni lukis yang ia sebut karikatur abstrak. Selama berkarya di Meksiko maupun pada tahun-tahun pertamanya di New York, de Zayas menggunakan gaya yang realistik dan representasional.[20] Namun demikian, sewaktu mengunjungi Paris selama hampir setahun penuh dan setelah bertemu Picasso dengan gaya kubismenya, de Zayas mengungkapkan ketidakpuasannya atas metode karikatur tradisional.[21] Sekembalinya ke Amerika Serikat pada tahun 1911, de Zayas mulai mengeksplorasi gaya barunya yang memadukan bentuk-bentuk geometris datar simetris dan persamaan-persamaan matematika. Dengan gaya karikaturnya itu, de Zayas disebut "menjembatani kesenjangan antara karikatur pesohor populer dalam media komersial dengan keprihatinan dunia seni avant-garde untuk menemukan cara inovatif menggambarkan manusia tanpa kemiripan tersurat".[22]
Ø  Seusai Perang Dunia I, popularitas karikatur berkembang secara dramatis di Amerika Serikat seiring dengan perkembangan film, fotografi, dan majalah yang membuat wajah para pesohor dari bintang film sampai atlet dan politisi dengan mudah dikenali oleh umum.[23] Karikatur teatris menjadi genre tersendiri dalam seni populer masa tersebut, dimulai oleh Al Frueh yang menerbitkan Stage Folk, kumpulan karikaturnya yang bergaya Art Deco, pada tahun 1922.[24][25] Pada tahun yang sama, Ralph Barton juga terkenal sebagai karikaturis teatris setelah menghiasi tirai teater pada salah satu pertunjukan di Broadway dengan 139 karikatur bintang teater, kritikus drama, dan orang-orang ternama dari masyarakat kelas atas New York.[23] Miguel Covarrubias, yang berasal dari Meksiko, menyusul dengan karyanya di berbagai surat kabar dan majalah serta buku kumpulan karikatur pertamanya yang terbit pada tahun 1925, The Prince of Wales and Other Famous Americans. Alex Gard yang berimigrasi dari Rusia juga mengkhususkan diri menggambar tokoh-tokoh teater, terutama lebih dari 700 karyanya yang terpampang di dinding restoran "Sardi's" di New York yang digambar dengan imbalan makan gratis di restoran tersebut sejak tahun 1927 hingga kematiannya tahun 1948.[26] Namun demikian, Al Hirschfeld adalah seniman yang dianggap sebagai tetua semua karikaturis teatris.[18]
Ø  Karikatur teatris Hirschfeld mulai dimuat di sejumlah surat kabar di New York setelah karikatur aktor Prancis Sacha Guitry karyanya, yang semula ia gambar pada salah satu pertunjukan teater Guitry dan membuat seorang wartawan terkesan hingga menyarankan Hirschfeld untuk menjualnya, dimuat di halaman depan surat kabar New York Herald Tribune pada tahun 1926.[23][27] Akan tetapi, gaya khas karikatur kaligrafis linear Hirschfeld baru berkembang setelah ia mengunjungi Bali pada tahun 1932 atas undangan Covarrubias.[28][29] Ia mengaku terkesan dengan wayang kulit Jawa dan dipengaruhi oleh gaya seniman ukiyo-e Jepang seperti Harunobu, Utamaro, dan Hokusai,[30] maupun oleh Covarrubias.[18] Sepanjang kariernya, ia membuat karikatur hampir semua tokoh penting teater Amerika Serikat,[27] dan orang yang sudah dibuat karikaturnya oleh Hirschfeld menjadi dianggap tokoh sukses. Karyanya tampil pada hampir semua terbitan ternama selama sembilan dekade, termasuk hampir tujuh puluh lima tahun pada harian The New York Times, serta banyak poster, buku, dan sampul rekaman, hingga kematiannya pada tahun 2003.[31]
Ø  Akhir abad ke-20
Ø  http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/54/Levine_american_presidents.jpg
Ø  http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf4/skins/common/images/magnify-clip.png
Ø  Karikatur Lyndon Johnson karya David Levine
Ø  Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, karikatur politik mengalami "kelahiran kembali" dalam masa yang oleh Steven Heller, direktur seni senior The New York Times, disebut sebagai "periode paling vital dalam perkarikaturan abad ke-20".[32] Hal-hal seperti Perang Vietnam, skandal Watergate, kebudayaan pemuda, feminisme, dan hak-hak sipil menjadi sasaran karikaturis dan kartunis politik pada masa ini yang dipelopori oleh David Levine, Edward Sorel, dan Robert Grossman dari Amerika Serikat serta Ralph Steadman dan Gerald Scarfe dari Inggris. Karya mereka tampil di majalah-majalah seperti The New York Review of Books, New York, dan Esquire maupun media protes lainnya.
Ø  David Levine beberapa kali disebut sebagai karikaturis terhebat pada masanya.[33][34][35] Karyanya tampil sebagai ilustrasi artikel pada majalah The New York Review of Books mulai tahun 1963 hingga 44 tahun kemudian, dan lebih dari 6.000 karikatur penulis, artis, dan politisi yang digambarnya dengan pena dan tinta dimuat di berbagai terbitan prestisius seperti Time, Esquire, dan The New Yorker.[36] Untuk membuat karikatur pada The New York Review of Books, Levine menelaah terlebih dahulu buram artikel yang akan diberi ilustrasi, bersama dengan foto tokoh yang oleh majalah tersebut diminta dibuat karikaturnya. The New York Times mendeskripsikan karikatur Levine sebagai "berkepala besar, berekspresi murung, menyelisik secara tajam, dan hampir tidak pernah memuji"[34] Salah satu karyanya yang terkenal ialah karikatur Presiden Amerika Serikat Lyndon Johnson yang sedang menunjukkan bekas luka operasi yang digambarkan Levine berbentuk seperti peta Vietnam.[35]
Ø  Pada tahun 1980-an, acara televisi Inggris Spitting Image yang menampilkan karikatur dalam bentuk boneka mengolok-olok politisi dan para pemimpin partai pada era Margaret Thatcher.[37] Program yang ditayangkan tahun 1984–1996 ini dimotori oleh Roger Law dan Peter Fluck yang pada tahun 1970-an sudah membuat karikatur untuk The Sunday Times Magazine, The New York Times, dan sejumlah majalah internasional. Spitting Image mulanya dikritik karena karikaturnya dianggap bersifat ofensif, terutama karikaturnya atas keluarga kerajaan Inggris, namun kemudian menjadi sukses besar. Sesudah itu, acara ini ditiru di berbagai negara, dari Amerika Serikat hingga Iran.[38]

Pembuatan karikatur

Ø  Dalam membuat karikatur, karikaturis melakukan observasi untuk menentukan ciri khas yang membuat subjeknya berbeda dari orang lain, dan melebih-lebihkan ciri tersebut.[39][40] Untuk itu, karikaturis membandingkan wajah subjeknya dengan wajah orang rata-rata, dan melebih-lebihkan perbedaannya.[41][42] Misalnya, jika subjek karikatur memiliki hidung yang lebih panjang dibandingkan orang rata-rata, gambaran hidung subjek tersebut di karikaturnya akan jauh lebih panjang. Namun demikian, bagaimana ciri khas tersebut dilebih-lebihkan sering bergantung pada gaya menggambar masing-masing karikaturis.[43]
Ø  Sebagaimana ditinjau ulang oleh Susan E. Brennan, karikaturis mulai membuat karikaturnya dengan model anatomi proporsi wajah yang digeneralisasi. Banyak karikaturis memiliki sejumlah foto figur publik untuk membuat karikaturnya dan selalu menggunakan lebih dari satu foto. Karikaturis dapat pula mempelajari sejumlah foto subjeknya dan kemudian menggambar berdasarkan ingatan.[41]

Ø  Karikatur buatan computer


Ø  Telah dilakukan berbagai usaha untuk membuat karikatur secara automatis atau semi-automatis menggunakan teknik grafik komputer. Misalnya, Susan E. Brennan menciptakan suatu perangkat lunak untuk membuat karikatur secara interaktif. Dalam sistem yang ia rancang, karikatur dibuat dengan membandingkan dua gambar; gambar wajah orang yang akan dibuat dikarikaturnya dan wajah orang yang dianggap rata-rata. Kemudian, wajah pertama dibuat karikaturnya dengan menambahkan perbedaan antargambar tersebut.[41]
Ø  Sejumlah sistem pembuat karikatur terkomputerisasi selanjutnya mengembangkan metode yang digunakan Brennan. Selain itu, terdapat pula sejumlah sistem lain yang berusaha mempelajari bagaimana karikaturis membuat karikaturnya dengan menerapkan teknik-teknik kecerdasan buatan atau statistika. Sistem lain bergantung pada masukan dari pengguna mengenai ciri-ciri wajah yang perlu dikarikaturkan sehingga menuntut keterampilan penggunanya.[40]



Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Karikatur






Ø Karikatur dan persepsi wajah
Ø  Penggunaan karikatur dalam pengenalan wajah dan persepsi wajah telah ditelaah dalam bidang psikologi kognitif, persepsi visual, visi komputer, dan pengenalan pola.[40] Penelitian menunjukkan bahwa gambar wajah yang dilebih-lebihkan—menggunakan sistem pembuat karikatur terkomputerisasi seperti yang disebutkan di atas—secara umum lebih mudah dikenali daripada foto orang tersebut. Hal ini dikenal sebagai caricature effect ('efek karikatur').[44] Penelitian juga menunjukkan adanya reverse-caricature effect ('efek karikatur balik'), yaitu bahwa orang yang sudah pernah melihat karikatur seseorang kemudian menjadi lebih mudah mengenali foto orang tersebut.[45] Fenomena ini diduga disebabkan oleh ciri-ciri wajah yang memang berbeda dan dilebih-lebihkan dalam karikatur membuat wajah lebih mudah dikenali. Ciri-ciri wajah yang lain daripada yang lain merupakan hal penting dalam pengenalan wajah dan wajah yang memiliki ciri khusus memang lebih mudah dikenali daripada wajah yang umum.[46] Karikatur juga telah dipelajari sebagai mekanisme untuk memperbaiki tingkat pengenalan sketsa atau foto komposit wajah pelaku kriminalitas.

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Karikatur